Diversifikasi Pangan: Kunci Strategis Menghadapi Krisis Pangan di Masa Depan

Ilustrasi: Freepik

Oleh: Afina Rizqi Prianto*

Sebagai negara dengan penduduk yang padat dan wilayah yang terbentang luas, Indonesia menjadikan ketahanan pangan sebagai proritas utama dalam pembangunan ekonomi. Ancaman rawan pangan merupakan isu sensitif yang berdampak besar pada dinamika sosial politik. Dengan demikian, Indonesia harus berupaya keras untuk mencapai kemandirian pangan di tingkat nasional.

Upaya peningkatan produksi pangan di masa depan akan menghadapi tantangan yang cukup serius akibat dari adanya perubahan iklim di Indonesia. Dampak perubahan pola hujan dan cuaca ekstrem, seperti peningkatan serangan organisma penggangu tanaman (OPT), mundurnya musim hujan, banjir, dan kekeringan, berpotensi menurukan produksi pangan secara signifikan.

Menurut Haryono (2010), risiko penurunan produksi pangan dapat meningkat dari 2,4 - 6 persen menjadi 10 persen jika tidak ada solusi inovatif untuk mengatasinya. Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat jumlah penduduk Indonesia saat ini telah mencapai 275,5 juta jiwa dan terus meningkat dengan laju pertumbuhan sekitar 1 persen per tahun. Oleh karena itu, program diversifikasi pangan menjadi salah satu fokus utama Kementrian Pertanian dalam upaya mencapai ketahanan pangan nasional.

Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk meningkatkan keragaman jenis pangan yang dikonsumsi melalui pengembangan pangan lokal dan berfokus pada satu produk pangan, seperti ubi kayu, pisang, sagu, kentang, dan lainnya. Hal ini penting karena memiliki beberapa manfaat signifikan dalam meningkatkan ketahanan pangan, seperti :

1. Meningkatkan Keamanan Pangan

Diversifikasi pangan membantu mengurangi ketergantungan hanya pada satu jenis pangan saja. Jika terjadi gagal panen atau krisis pangan, maka masyarakat akan lebih mudah beradaptasi dan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dari sumber lain.

2. Meningkatkan Kualitas Nutrisi

Setiap jenis pangan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda dan dengan mengonsumsi beragam pangan, perkembangan dan pertumbuhan tubuh akan ditunjang oleh nutrisi yang kita makan. Hal ini membantu mencegah kekurangan gizi, seperti stunting, anemia, dan penyakit lainnya.

3. Meningkatkan resiliensi terhadap perubahan iklim

Perubahan iklim menimbulkan ancaman terhadap ketahanan pangan. Diversifikasi pangan memungkinkan masyarakat untuk menanam dan mengonsumsi berbagai jenis tanaman yang memiliki toleransi terhadap perubahan iklim.

4. Meningkatkan Keanekaragaman Hayati

Dengan menanam dan mengonsumsi berbagai jenis pangan, kita membantu menjaga kelestarian berbagai jenis tanaman dan hewan yang menjadi sumber pangan.

5. Meningkatkan Ekonomi Lokal

Diversifikasi pangan dapat mendorong pertumbuhan pangan lokal, khususnya di daerah terpencil, dengan turut andil mendukung para petani dan pelaku usaha setempat.

Diversifikasi pangan merupakan langkah penting untuk meningkatkan ketahanan pangan. Upaya mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia membutuhkan kerja sama dari semua pihak untuk mengembangkan diversifikasi bahan pangan lokal. Strategi yang perlu diterapkan meliputi optimalisasi pemanfaatan lahan, mendorong konsumsi pangan lokal, serta mengembangkan produksi pangan lokal.

Gerakan diversifikasi bahan pangan ini melibatkan berbagai inisiatif, seperti meningkatkan aksesibilitas pangan lokal bagi masyarakat dengan mendukung UMKM pangan lokal melalui program pendampingan,  memperluas skala usaha, dan  membangun kemitraan strategis. Upaya ini dapat dilakukan sembari diiringi dengan edukasi dan promosi supaya mampu meningkatkan konsumsi pangan lokal

Referensi:

Dewi, G. P., & Ginting, A. M. (2012). Antisipasi Krisis Pangan Melalui Kebijakan Diversifikasi Pangan. Jurnal Ekonomi Kebijakan Publik, (September 2011), 67–75.

Suryana, A. (2014). Menuju Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan 2025: Tantangan dan Penanganannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 32(2), 123–135.

* Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال