Foto: Pemateri Sedang Memberikan Edukasi (Dok. Istimewa) |
Wartatimes.com, News - Siswa sekolah dasar (SD) laki-laki prapubertas berada pada fase perkembangan yang penting, di mana mereka mulai mengalami perubahan fisik, emosional, dan psikologis yang signifikan. Untuk membantu siswa SD laki-laki prapubertas memahami dan mengelola perubahan yang terjadi dalam tubuh mereka, pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan memberikan pengajaran tentang pendidikan seks dan hormon seks. Penerapan case-based method dapat membantu siswa memahami perubahan fisik dan emosional yang terjadi pada masa prapubertas secara konkret.
Tim dari FK Unsri dan FMIPA Biologi UNJ yang terdiri Subandrate, Ella Amalia, Safyudin, dan Sri Rahayu telah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan edukasi kepada siswa sekolah dasar tentang prapubertas pria. Mereka menggunakan case-based method dalam melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan pengabdian tersebut dilakukan secara online yang diikuti diikuti oleh 43 siswa dari kelas empat, kelas lima, dan kelas enam. Sebagian besar siswa berumur 11 tahun.
Pembicara mengambil tema “Saleh di Masa Pubertas” dengan tiga subtopik yakni tahapan proses penciptaan manusia, proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, dan masa dan tanda pubertas pada laki-laki. Ada dua kasus yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini yakni kasus ibu hamil dan melahirkan, dan kasus remaja yang mimpi basah.
Selain dari sumber kedokteran dan kesehatan, edukasi juga mengangkat dalil dari alquran dan hadis untuk menunjukkan adanya peran agama Islam dalam permasalahan pubertas. Pada pengabdian ini, didapatkan dua anak (4,7%) yang sudah mengalami pubertas. Sebagian besar siswa dapat memahami topik edukasi dengan baik (55,8%).
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan baik. Siswa senang dengan metode berbasis kasus yang digunakan pada kegiatan ini. Mereka berharap topik-topik edukasi dapat diberikan dengan metode tersebut. Peran utama dari penerapan metode ini adalah untuk mendorong siswa berpikir kritis, memecahkan masalah, dan memahami konsep-konsep yang kompleks melalui penerapan pengetahuan dalam situasi nyata.
Pihak sekolah berharap dengan adanya kegiatan ini, siswa tidak hanya mengenali pubertas dan permasalahannya dengan baik, tetapi mampu menerapkan prinsip-prinsip islami dalam fase transisi dan pubertas sehingga menjadi manusia dewasa yang sempurna. (Subandrate, Ella Amalia, Sri Rahayu, Safyudin).