Elindah: Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang Serang
Oleh : Elindah*
Provinsi Banten sebagai salah satu wilayah strategis di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam peningkatan kualitas penduduknya. Posisi geografis yang berdekatan dengan DKI Jakarta memberikan peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi pengembangan sumber daya manusia di wilayah ini.
Kualitas penduduk Banten saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan mendasar. Di bidang pendidikan, meskipun terdapat sejumlah perguruan tinggi dan lembaga pendidikan, masih terjadi kesenjangan akses pendidikan antara wilayah perkotaan seperti Tangerang Raya dengan daerah lebih pelosok seperti Lebak dan Pandeglang. Angka putus sekolah dan rendahnya tingkat literasi di beberapa wilayah masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Dari sisi kesehatan, meskipun infrastruktur kesehatan terus dikembangkan, masih terdapat disparitas dalam akses layanan kesehatan berkualitas. Beberapa daerah masih menghadapi masalah gizi buruk dan tingginya angka kematian ibu dan bayi. Diperlukan upaya lebih intensif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat dan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Aspek ekonomi menunjukkan adanya ketimpangan yang cukup signifikan. Kawasan industri di Tangerang dan Cilegon memang menyerap banyak tenaga kerja, namun masih banyak penduduk yang belum memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Program pelatihan kejuruan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat perlu diperkuat, terutama di wilayah yang jauh dari sentra industri.
Budaya masyarakat Banten yang kental dengan nilai-nilai religius dan kearifan lokal sebenarnya bisa menjadi modal sosial dalam pembangunan kualitas penduduk. Penguatan karakter berbasis nilai-nilai budaya lokal perlu diintegrasikan dengan pengembangan kompetensi modern yang dibutuhkan di era digital.
Pemerintah Provinsi Banten perlu mengambil langkah strategis melalui kebijakan yang terintegrasi. Program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan hingga ke pelosok desa, serta pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal harus menjadi prioritas.
Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta dan lembaga pendidikan, perlu diperkuat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung peningkatan kualitas penduduk. Pemanfaatan teknologi informasi juga bisa menjadi solusi dalam menjembatani kesenjangan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan.
Dengan komitmen kuat dan implementasi program yang tepat sasaran, peningkatan kualitas penduduk Banten bukan hanya sebuah cita-cita, tetapi bisa menjadi kenyataan. Harapannya, Banten bisa menjadi provinsi yang tidak hanya unggul dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dalam kualitas sumber daya manusianya.
* Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang Serang