Ilustrasi: Mewujudkan Harapan Generasi Muda untuk Pendidikan yang Lebih (Doc. Ist.)
Oleh: Icha Attametia*
Presiden baru, harapan baru. Mungkin hal itu menjadi salah satu slogan yang dapat digunakan saat ini, khususnya generasi muda. Berakhirnya pemilu tahun 2024, membawa harapan besar bagi generasi muda dalam bidang pendidikan. Permasalahan-permasalahan yang masih terus terjadi seperti akses pendidikan tidak merata, kurikulum yang menuai pro kontra, serta digitalisasi pendidikan di indonesia menjadi tantangan bagi pemerintah. Hal tersebut membuat generasi muda berharap agar kebijakan - kebijakan yang diambil oleh presiden terpilih dapat meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia guna terciptanya generasi emas 2045.
Pemerataan pendidikan masih menjadi permasalahan yang perlu ditangani lebih lanjut. Hal itu banyak terjadi di daerah-daerah terpencil, dimana infrastruktur untuk pendidikan masih kurang, seperti akses teknologi, kemampuan guru dalam mengajar, dan akses jalan yang kurang mendukung. Padahal, perkembangan zaman saat ini menuntut dunia pendidikan agar mampu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Kehadiran teknologi dapat meningkatkan kualitas pendidikan, seperti mudahnya pembelajran yang lebih efektif dan efisien, mengembangkan kreativitas siswa, serta membuat proses pembelajaran lebih menarik. Namun, apabila infrastruktur kurang memadai, tentunya akan sulit untuk menerapkan pembelajaran berbasis teknologi. Kurangnya infrastruktur yang belum memadai membuat anak-anak sulit mendapatkan pendidikan yang layak.
Selain pemerataan dan digitalisasi pendidikan, pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman sangat dibutuhkan. Generasi muda masih keberatan dengan kurikulum sebelumnya yang menerapkan kebebasan sekolah dalam pembelajaran. Selain itu, banyak guru dibebankan untuk mengurus administrasi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) daripada menjalankan tugas pokoknya, sehingga waktu untuk mengajar terabaikan. Perubahan kurikulum yang relevan menjadi harapan pada era baru. Walaupun pemerintah telah berusaha untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai, tetapi hal itu banyak menuai pro kontra.
Masa kepemimpinan presiden baru tentunya memunculkan harapan-harapan khususnya di bidang pendidikan agar lebih berkualitas. Kerja sama semua elemen berbangsa dan bernegara, baik pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan. Kolaborasi yang tercipta dengan semua elemen, diharapkan mampu menciptakan pendidikan yang unggul. Apabila elemen-elemen tersebut tidak mampu bekerja sama, maka tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak tercapai.
* Penulis adalah Mahasiswa Jurusan S1 Akuntani Universitas Tidar