Daerah  

Denpasar Gelar Program Inklusi Disabilitas 2025: Dance Therapy Cambridge University hingga Pelatihan Digital Nitibasa x JCI Badung

Warta Times
inas Sosial Kota Denpasar meluncurkan rangkaian kegiatan besar. (Foto: Dok/Ist).

Warta Times, Denpasar — Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2025, Dinas Sosial Kota Denpasar meluncurkan rangkaian kegiatan besar bertema “Inklusi, Ekspresi, dan Kemandirian”. Program ini menggabungkan dua agenda utama yang menjadi sorotan publik Bali:

(1) Seminar “Epic Art: Dance Terapi Inklusi – Ekspresi dan Kemandirian” bersama lembaga riset internasional Epic Art – Cambridge University, dan

(2) Program Pelatihan Digital & Bahasa Asing untuk Komunitas Disabilitas yang dikembangkan oleh Nitibasa dan didukung oleh JCI Badung Bali.

Kedua program ini menegaskan komitmen Denpasar dalam memperkuat layanan sosial inklusif berbasis seni, teknologi, dan literasi digital sebagai pondasi kemandirian jangka panjang bagi penyandang disabilitas.

Seminar Epic Art × Cambridge University: Menguatkan Inklusi melalui Seni Tari

Sesi foto bersama

Seminar utama “Epic Art: Dance Terapi Inklusi – Ekspresi dan Kemandirian” menghadirkan narasumber dari lembaga seni-riset internasional Epic Art – Cambridge University, yang dikenal melalui pendekatan ilmiah berbasis dance therapy untuk penguatan regulasi emosi, hubungan sosial, dan pemulihan mental.

Dance Therapy Sebagai Metode Pemulihan Inklusif

Dance therapy diakui secara global sebagai media efektif untuk:

  • memperkuat regulasi emosi,
  • meningkatkan koneksi sosial,
  • mengembangkan kemandirian,
  • memberi ruang ekspresi yang aman bagi penyandang disabilitas,
  • merangsang motorik dan koordinasi tubuh, serta
  • menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri.

Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta dari berbagai latar belakang: penyandang disabilitas, pendamping, guru SLB, orang tua, komunitas pemerhati inklusi, dan praktisi seni.

Dua Sesi Pembelajaran Intensif

Acara dilaksanakan di Aula UPTD PLD Denpasar dan dibagi menjadi dua sesi:

Sesi 1 – Pengenalan Ilmiah dan Model Dance Therapy

Meliputi:

  • dasar-dasar Therapeutic Movement,
  • pemaparan praktik Epic Art,
  • perspektif inklusi berbasis penelitian,
  • contoh kasus pemulihan melalui seni.

Sesi 2 – Praktik Lapangan dan Ice Breaking Terapi

Dipandu oleh praktisi berpengalaman, peserta diajak melakukan:

  • guided movement,
  • eksplorasi gerak bebas,
  • kolaborasi koreografi grup,
  • teknik ekspresi diri untuk pemulihan stres,
  • sesi refleksi berbasis pengamatan kasus nyata.

Nitibasa × JCI Badung Bali: Teknologi, Bahasa, dan Budaya Digital untuk Disabilitas

Di bawah payung perayaan Hari Disabilitas Internasional 2025, Nitibasa, lembaga pendidikan 10 bahasa asing dan coding di Bali, menghadirkan sesi khusus “Digital Empowerment for Disability Communities.”

Program ini berfokus pada:

  • literasi digital dasar,
  • desain grafis pemula,
  • coding untuk anak dan remaja,
  • pembuatan konten kreatif,
  • penggunaan AI yang aman dan produktif,
  • pembelajaran bahasa asing untuk keperluan kerja & akademik.

Tujuan Utama Pelatihan Digital Nitibasa:

1. Membuka akses kesetaraan digital bagi komunitas disabilitas.

2. Melatih skill yang relevan untuk peluang kerja dan kemandirian ekonomi.

3. Membangun kepercayaan diri melalui karya digital.

4. Mengenalkan AI sebagai alat bantu kreatif yang inklusif dan mudah diakses.

Nitibasa menjadi lembaga lokal yang sangat aktif memperjuangkan kesetaraan akses pendidikan alternatif di Bali, terutama melalui kurikulum inklusi dan teknologi yang terjangkau.

Peran JCI Badung Bali

Sebagai organisasi profesional muda internasional, JCI Badung Bali hadir memberikan dukungan berupa:

  • relawan fasilitator,
  • manajemen acara,
  • publikasi dan dokumentasi,
  • pengembangan jejaring kolaborasi,
  • mentoring persiapan karier.

Kolaborasi Dinsos – Nitibasa – JCI Badung ini menjadi salah satu bentuk sinergi komunitas yang paling kuat di Bali sepanjang tahun 2025.

Mr. Stenly (Nitibasa) Mendapat Penghargaan sebagai Penerjemah Resmi

Dalam rangkaian kegiatan ini, Mr. Stenly, pendiri Nitibasa, juga bertugas sebagai penerjemah (translator) sepanjang sesi utama, membantu menjembatani komunikasi antara perwakilan Cambridge University dan peserta lokal.

Sertifikat Penghargaam kepada Dr. Eric Stenly S. Ilkom, M. Sc

Atas kontribusinya, Dinas Sosial Kota Denpasar memberikan Sertifikat Penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kolaborasi berkelanjutan Nitibasa dalam edukasi inklusi, teknologi, dan bahasa asing.

Komentar Resmi Dinas Sosial Kota Denpasar

Ketua Pelaksana, I Ketut Wardana, S.Sos, menyampaikan bahwa program ini adalah bagian dari strategi Denpasar membangun ekosistem inklusi berbasis seni, teknologi, dan budaya digital.

“Kami ingin membuka ruang belajar yang lebih setara. Seni, teknologi, dan bahasa adalah jembatan besar bagi pemberdayaan penyandang disabilitas. Harapan kami, program seperti ini tidak berhenti di seminar, tetapi berlanjut menjadi gerakan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty, S.S., M.Si, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah komitmen nyata pemerintah:

“Seni tari bukan hanya ekspresi budaya, tetapi media pemulihan. Di sisi lain, teknologi dan bahasa adalah bekal masa depan. Inklusi harus dihadirkan pada dua dunia ini sekaligus. Kami sangat mengapresiasi kolaborasi Epic Art, Nitibasa, dan JCI Badung.”

Output & Outcome Program Inklusi Denpasar 2025

Output Kegiatan

1. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang dance therapy.

2. Meningkatnya kompetensi peserta dalam seni inklusi.

3. Kemampuan digital baru bagi komunitas disabilitas.

4. Adanya sertifikasi apresiasi kepada kontributor program.

5. Kolaborasi lintas lembaga: Dinsos × Epic Art × Nitibasa × JCI.

Outcome Jangka Panjang

Terbangunnya ekosistem seni inklusi di Kota Denpasar.

Terciptanya ruang belajar kreatif bagi penyandang disabilitas.

Tumbuhnya bakat digital baru yang siap masuk dunia kerja.

Meningkatnya kualitas hidup melalui seni, teknologi, dan bahasa.

Terbentuknya komunitas inklusi Denpasar yang berkelanjutan.

Denpasar Menuju Kota Inklusif 2030

Rangkaian kegiatan ini menegaskan bahwa Denpasar tidak hanya menjadi pusat seni dan budaya Bali, tetapi juga kota yang serius membangun inklusi sosial modern yang terintegrasi antara:

  • seni tari,
  • riset internasional,
  • teknologi,
  • kecakapan digital,
  • kemandirian ekonomi, dan
  • pemberdayaan disabilitas.

Melalui dukungan Dinas Sosial, kolaborasi Epic Art, Nitibasa, dan JCI Badung, Denpasar bergerak menuju visi Kota Inklusif 2030 yang lebih adil, ramah disabilitas, dan berdaya saing global.