Daerah  

Dosen FPIK UTU Gelar FGD Bersama Kepala Desa dan Nelayan Tradisional untuk Persiapan Pengabdian Masyarakat di Lhok Kuala Bubon

Dosen FPIK UTU melaksanakan FGD bersama Kepala Desa Lhok Kuala Bubon dan perwakilan nelayan tradisional setempat, 04 Juli 2025. (Foto: Dok/Ist).

Warta Times, Lhok Kuala Bubon – Dalam upaya menyusun langkah awal kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Teuku Umar (UTU) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Kepala Desa Lhok Kuala Bubon dan perwakilan nelayan tradisional setempat, 04 Juli 2025. Kegiatan ini berlangsung di Balai Pertemuan Nelayan Desa Lhok Kuala Bubon yang menjadi tempat berkumpul dan diskusi warga.

FGD ini bertujuan menjaring aspirasi masyarakat sekaligus membahas isu-isu strategis yang akan menjadi fokus pengabdian, khususnya terkait penerapan teknologi rantai dingin serta peningkatan sanitasi dan higienitas dalam penanganan hasil tangkapan laut. Inisiatif ini digagas oleh tim dosen UTU yang diketuai oleh Muhammad Arif, dengan anggota tim Akbardiansyah dan Delfian Masrura.

Kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa Program Studi Perikanan FPIK UTU sebagai bagian dari implementasi program Kampus Berdampak, di mana mahasiswa terjun langsung ke lapangan untuk belajar sekaligus berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan riil masyarakat. Para mahasiswa tidak hanya mendampingi jalannya diskusi, tetapi juga aktif mendengarkan langsung persoalan yang dihadapi nelayan, mulai dari penanganan pascapanen hingga kualitas hasil tangkapan yang memengaruhi nilai jual.

Kepala Desa Lhok Kuala Bubon yaitu Bapak Rismaidi menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah desa.

Menurutnya, pendekatan seperti ini sangat dibutuhkan agar program benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan nelayan tradisional.

Dalam diskusi, nelayan juga menyampaikan antusiasme mereka terhadap rencana pelatihan teknologi rantai dingin. Mereka menilai bahwa teknologi ini dapat menjadi solusi atas permasalahan utama yang selama ini mereka hadapi yaitu kerusakan mutu ikan akibat kurangnya fasilitas penyimpanan yang memadai dan kurangnya pemahaman terhadap sanitasi hasil tangkapan.

Muhammad Arif menyampaikan bahwa FGD ini merupakan bagian dari komitmen UTU untuk menjadikan kegiatan pengabdian bukan hanya sebagai program tahunan, tetapi sebagai ruang kolaborasi nyata antara akademisi, pemerintah desa, mahasiswa, dan masyarakat. Melalui tahapan FGD ini, ia berharap program pengabdian yang akan dilaksanakan di Desa Lhok Kuala Bubon dapat dirancang secara tepat sasaran dan berkelanjutan, serta mampu membawa perubahan positif dalam meningkatkan mutu hasil tangkapan nelayan tradisional Desa Lhok Kuala Bubon,