Warta Times, Denpasar – Di tengah perjuangan melawan kanker payudara, yang merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di Indonesia, sebuah inovasi penuh harapan lahir dari Universitas Udayana (Unud). Inovasi ini bernama “Bratayuda”, sebuah purwarupa bra pintar (smart bra) yang tidak hanya canggih, tetapi juga berpotensi besar untuk menyelamatkan nyawa melalui deteksi dini.
Gagasan visioner ini telah mendapatkan pengakuan dan dukungan signifikan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), yang telah memberikan pendanaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk pengembangannya.
Bratayuda adalah hasil kolaborasi brilian dari tim mahasiswa lintas fakultas yang memiliki satu tujuan mulia. Di bawah bimbingan dosen Prof. Dr. dr. Desak Made Wihandani, M.Kes., tim ini terdiri dari:
- I Komang Chandra Yogananda (Pendidikan Dokter)
- Ilham (Teknik Mesin)
- I Komang Gede Jefri Suparjana (Teknologi Informasi)
- Gabriella Sunsugos Sianturi (Teknik Elektro)
- Assyifa Dewanda Parend (Pendidikan Dokter)
Deteksi Dini adalah Kunci Penyelamatan
Fakta menunjukkan bahwa banyak kasus kematian akibat kanker payudara terjadi karena penyakit ini baru terdeteksi pada stadium lanjut. Ketakutan akan prosedur medis yang invasif, biaya yang mahal, serta akses yang terbatas seringkali membuat para wanita menunda pemeriksaan. Di sinilah Bratayuda hadir untuk mengubah keadaan.
“Kunci untuk selamat dari kanker payudara adalah menemukannya sedini mungkin. Bratayuda kami rancang untuk menjadi garda terdepan dalam pertarungan ini,” ujar I Komang Chandra Yogananda atau kerap disapa Yochan, ketua tim, di Denpasar, Kamis (9/10/2025). “Kami ingin memberikan alat yang memungkinkan setiap wanita menjadi pemantau aktif bagi kesehatannya sendiri, dengan cara yang paling nyaman.”
Teknologi Cerdas yang Bekerja Diam-Diam
Bratayuda bekerja dengan cara yang cerdas dan non-invasif. Bra ini dilengkapi serangkaian sensor yang secara terus-menerus memantau tiga parameter biometrik vital pada jaringan payudara: suhu, tekstur, dan tingkat oksigenasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis oleh kecerdasan buatan (AI) yang tertanam dalam sistem.
AI ini dilatih untuk mengenali pola-pola anomali yang merupakan indikator awal pertumbuhan sel kanker. Jika sistem mendeteksi sesuatu yang mencurigakan, ia akan memberikan peringatan dini kepada pengguna melalui aplikasi terhubung. Peringatan ini memberikan kesempatan emas bagi pengguna untuk segera mencari pertolongan medis, jauh sebelum gejala fisik yang parah muncul.
Dengan kemampuannya memberikan peringatan dini secara akurat dan nyaman, Bratayuda bukan lagi sekadar bra biasa. Ia adalah perangkat kesehatan personal, seorang penjaga senyap yang berpotensi memberikan hadiah paling berharga, yaitu waktu dan kesempatan untuk hidup. Untuk update perkembangan proyek, kunjungi website www.bratayuda.id atau linktr.ee/bratayuda.id