Wartatimes.com , Tangerang – Dalam rangka meningkatkan kesadaran keselamatan kerja sekaligus mendukung praktik industri yang ramah lingkungan, PT. Shalom Dunia bekerja sama dengan Universitas Mercu Buana menggelar dua program pengabdian kepada masyarakat secara bersamaan. Kegiatan ini terdiri dari Penyuluhan Bahaya Zat Kimia dan Pentingnya Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) serta Pelatihan Penanganan Limbah Produksi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang saling melengkapi.
Program penyuluhan bahaya zat kimia dipimpin oleh Novera Elisa Triana, S.T., M.T., yang secara khusus menekankan pentingnya penggunaan APD dalam setiap aktivitas produksi. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah interaktif, simulasi penggunaan APD, serta diskusi kelompok yang melibatkan operator dan staf produksi. “Kami ingin memastikan para pekerja benar-benar memahami potensi risiko yang timbul dari bahan kimia dan bagaimana melindungi diri secara tepat,” ujar Novera.
Di saat yang sama, Sakti Aji Lesmana, S.T., MMSI. selaku ketua tim pelatihan pengelolaan limbah B3 memimpin kegiatan yang berfokus pada pengelolaan limbah hasil produksi sablon, mulai dari identifikasi, penyimpanan, hingga pemilahan limbah berbahaya. “Sebagian besar perusahaan skala kecil hingga menengah masih menganggap pengelolaan limbah sebagai beban. Padahal, pengelolaan yang tepat tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan citra perusahaan,” jelas Sakti.

Kegiatan ini dilaksanakan secara paralel di area produksi tanpa menghentikan jalannya proses kerja. Karyawan dibagi dalam beberapa kelompok yang secara bergiliran mengikuti penyuluhan bahaya zat kimia dan pelatihan pengelolaan limbah. Metode learning by doing diterapkan, di mana peserta secara langsung mempraktikkan pemilahan limbah, penggunaan APD, serta simulasi tindakan darurat jika terjadi tumpahan bahan kimia.
Dalam pelaksanaannya, tim dosen dan mahasiswa Universitas Mercu Buana juga melakukan pemetaan area risiko, mengevaluasi fasilitas penyimpanan bahan kimia, serta memberikan rekomendasi teknis kepada manajemen perusahaan. Beberapa penyesuaian segera dilakukan, seperti penataan ulang lokasi penyimpanan bahan kimia agar terpisah dari area kerja aktif, penyediaan kontainer khusus limbah B3, dan penerapan kebijakan wajib penggunaan APD bagi seluruh pekerja.

“Program ini menjadi contoh praktik edukasi terpadu yang tidak hanya berhenti pada pengetahuan, tetapi dilanjutkan dengan pendampingan implementasi di lapangan,” kata Novera, menambahkan bahwa keberhasilan kegiatan ditandai dengan tingginya partisipasi karyawan dan antusiasme dalam sesi diskusi.
Kegiatan pengabdian yang berlangsung selama lima bulan ini turut melibatkan mahasiswa sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa tidak hanya mendampingi pelatihan, tetapi juga membantu dalam penyusunan materi, pengumpulan data evaluasi, hingga dokumentasi proses kegiatan.
Menurut Sakti, pendekatan kolaboratif ini terbukti efektif. “Ketika edukasi bahaya zat kimia dan pelatihan pengelolaan limbah dilakukan secara bersamaan, pekerja bisa memahami hubungan keduanya sebagai satu kesatuan proses. Hasilnya, perubahan perilaku muncul lebih cepat,” terangnya.
Pihak PT. Shalom Dunia pun menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin. “Kegiatan ini membuka wawasan baru bagi seluruh karyawan. Kami berkomitmen untuk terus menerapkan apa yang sudah dipelajari agar lingkungan kerja lebih aman dan ramah lingkungan,” ujar Anton, perwakilan manajemen perusahaan.
Dengan semakin tingginya tuntutan standar keselamatan kerja dan kepatuhan lingkungan, program seperti ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan manufaktur lainnya. Kolaborasi antara perguruan tinggi, dunia industri, dan pemerintah daerah menjadi kunci penting dalam menciptakan praktik industri yang berkelanjutan dan berdaya saing.