Daerah  

PPNS Kembangkan Teknologi FOFA Autofeeder dengan Sistem Distribusi Merata untuk Efisiensi Pakan Udang Berkelanjutan

Tim peneliti FOFA (Floating Octopus As A Feeder Automation). (Foto: Dok/Ist).

Warta Times, Surabaya – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), melalui kolaborasi erat dengan komunitas petambak udang, mitra industri, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kini memfokuskan pengembangan pada inovasi teknologi FOFA Autofeeder. Sistem pemberian pakan otomatis ini dirancang khusus untuk mendistribusikan pakan FOFA (Floating Octopus As A Feeder Automation) secara efektif dan efisien dalam budidaya udang. Berbeda dengan pendekatan pengembangan formula pakan konvensional yang bersifat statis, dan bahkan sistem pakan floating yang cenderung menyebarkan pakan hanya dalam satu titik. Tim peneliti PPNS dari Program Katalisator Kemitraan Bedikari yang terdiri dari Budianto, Yuning Widiarti, Agus Khumaidi, Sumardiono, dan Irma Rustini Aju, bersama-sama mengintegrasikan keunggulan inovasi FOFA dengan teknologi Autofeeder yang memiliki sistem distribusi aktif. Proses perancangan dan pembuatan prototipe FOFA Autofeeder dilakukan di fasilitas PPNS, melibatkan keahlian mahasiswa dan dosen di bidang teknik perkapalan, elektro, dan akuakultur. Kemitraan dengan petambak udang memastikan Autofeeder ini sesuai dengan kebutuhan praktis di lapangan, sementara dukungan industri membuka peluang untuk produksi massal dan implementasi yang luas. Keterlibatan SMK bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang teknologi akuakultur sejak dini dan penerapan prinsip dasar pembuatan produksi fabrikasi FOFA secara terstruktur.

Salah satu fitur inovatif dari FOFA Autofeeder adalah sistem distribusinya yang dirancang untuk menyebarkan pakan secara merata ke seluruh area tambak. Konsep “kaki-kaki gurita” diterapkan dalam mekanisme autofeeder ini, memungkinkan pakan FOFA didistribusikan secara lebih luas dan merata, sehingga mengurangi kompetisi antar udang dalam mendapatkan pakan dan meminimalkan pakan yang terbuang. FOFA Autofeeder diharapkan dapat mengatasi tantangan dalam pemberian pakan udang secara manual, seperti pemborosan pakan, distribusi yang tidak merata (yang menjadi keterbatasan pada pakan statis dan floating), dan keterlambatan pemberian pakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan udang. Dengan sistem Autofeeder yang terprogram, pakan FOFA dapat diberikan secara terjadwal dan dalam jumlah yang tepat, serta didistribusikan secara merata melalui mekanisme “kaki-kaki gurita” ini, sehingga mengoptimalkan penyerapan nutrisi, mengurangi limbah pakan, dan pada akhirnya meningkatkan efisiensi biaya produksi.

Budianto, Selaku ketua tim penelitian program katalisator kemitraan berdikari, menekankan, “Fokus kami saat ini adalah mengembangkan FOFA Autofeeder dengan sistem distribusi ‘kaki-kaki gurita’ sebagai solusi teknologi yang tidak hanya memberikan pakan yang efisien, tetapi juga memastikan pemberiannya tepat waktu dan merata, berbeda dengan sistem pakan yang ada saat ini.”

Agus Khumaidi, dosen PPNS yang terlibat, menambahkan, “Pengembangan Autofeeder dengan mekanisme distribusi yang inovatif ini adalah langkah maju dalam mengaplikasikan teknologi untuk mendukung praktik budidaya yang lebih cerdas dan berkelanjutan. Kami berupaya menciptakan sistem yang mudah digunakan, andal, dan terjangkau bagi para petambak.”

Perwakilan ketua komunitas petambak udang menyampaikan antusiasmenya terhadap inovasi ini.” Autofeeder dengan sistem distribusi merata seperti ini akan sangat membantu kami memastikan semua udang mendapatkan pakan yang cukup dan mengurangi pakan yang terbuang, mengatasi masalah distribusi yang sering kami hadapi dengan pakan konvensional,” ujar Kjuntoro Basuki.

Pengembangan teknologi FOFA Autofeeder ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam modernisasi sektor akuakultur di Indonesia, mendorong adopsi teknologi tepat guna untuk budidaya udang yang lebih efisien, produktif, dan ramah lingkungan. Tahap selanjutnya meliputi pengujian lapangan prototipe di tambak mitra dan penyempurnaan desain untuk siap diproduksi dan didistribusikan.