Wartatimes.com – Siapa sangka, mainan rusak yang terabaikan bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi anak-anak kurang mampu? Melalui proyek RETOYCLE : Giving Toys a Second Life, Dr. Listyo Yuwanto, psikolog dan pegiat kesehatan mental komunitas, membuktikan bahwa kepedulian dan kreativitas mampu menciptakan perubahan. Proyek ini mengajak masyarakat untuk mengumpulkan dan memilah mainan rusak, lalu memprosesnya melalui perbaikan (repair), desain ulang (redesign), pengecatan (repaint), dan pengemasan ulang (repacking). Hasilnya, mainan bekas yang semula tak terpakai berubah menjadi layak guna untuk anak-anak, terutama dari keluarga kurang mampu.
“RETOYCLE bukan sekadar daur ulang, tapi juga upaya memulihkan keceriaan anak-anak sekaligus mengurangi sampah. Kami percaya setiap anak berhak punya mainan, dan setiap mainan layak dapat kesempatan kedua,” tegas Dr. Listyo, yang menggagas proyek ini sebagai solusi ramah lingkungan (ekologi) dan berdaya sosial (psikologi, desain, & ekonomi). Dukungan dari berbagai komunitas menjadi kunci keberlanjutan proyek ini. Vivi Setiono, M.Psi., Psikolog, menjadi salah satu pendukung RETOYCLE dengan rutin menyumbangkan mainan bekas putranya, Biru Langit. Kontribusi keluarga ini tidak hanya menyediakan mainan, tapi juga menginspirasi keluarga lain untuk berpartisipasi. Dr. Listyo Yuwanto menyatakan apresiasinya: “Kepedulian dimulai dari rumah. Terima kasih atas dukungan Ibu Vivi dan keluarga.” Dengan semangat kolaborasi seperti ini, RETOYCLE membuktikan bahwa kontribusi kecil banyak pihak mampu menciptakan dampak besar bagi anak-anak dan lingkungan.